shangrilabanquet.com – Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto dan Badan Gizi Nasional (BGN) harus segera mengatasi kasus keracunan makanan yang berulang terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini telah mengakibatkan lebih dari 5.360 anak keracunan, dan situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang keselamatan anak-anak di seluruh Indonesia.
Sejak MBG diluncurkan, laporan JPPI menunjukkan bahwa banyak sekolah dan pemerintah daerah berusaha menyembunyikan fakta tentang semakin banyaknya kasus keracunan. Ubaid Matraji, Koordinator Nasional JPPI, menyatakan bahwa insiden ini bukan hasil kesalahan teknis, melainkan indikasi sistemik dari kegagalan dalam pelaksanaan program yang dikoordinasikan oleh BGN. “Jika ribuan anak menjadi korban, ini jelas menunjukkan adanya kesalahan besar dalam pengelolaan program,” katanya.
Kondisi yang memprihatinkan terjadi di berbagai daerah, dengan anak-anak harus dirawat di rumah sakit dan menghadapi risiko kehilangan nyawa. JPPI meminta agar Presiden dan BGN mengambil tindakan tegas untuk menghentikan program MBG, setidaknya sementara, guna melakukan evaluasi menyeluruh. Mereka menekankan perlunya kepatuhan terhadap prinsip keselamatan anak di atas ambisi politik atau hasil program.
Dalam tanggapannya, JPPI menganggap situasi ini sebagai darurat kemanusiaan. “Kami tidak bisa membiarkan anak-anak menjadi kelinci percobaan dalam kebijakan yang tidak siap,” ujar Ubaid. Ia menekankan bahwa jika pemerintah serius dalam melindungi generasi emas, maka evaluasi total terhadap MBG harus segera dilakukan.