shangrilabanquet.com – Riset mengenai beras berprotein tinggi dan rendah glikemik diakui sebagai terobosan untuk mengatasi tantangan kesehatan global. Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Indroyono Soesilo, mengemukakan hal tersebut dalam sebuah webinar yang bertajuk “Unlocking Rice’s Hidden Power: A Path to World Health Transformation” yang berlangsung pada 8 Oktober di Washington.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI di Washington, Indroyono menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan bukti nyata sinergi antara sains dan diplomasi. Ia merujuk pada Profesor Herry S. Utomo dari Louisiana State University, yang menjadi pembicara utama, dan menekankan kontribusi Indonesia dalam penelitian pangan berkelanjutan.
Herry menjelaskan bahwa varietas beras baru, seperti Frontière, mengandung protein 50 persen lebih tinggi dibandingkan beras biasa dan memiliki indeks glikemik rendah, yang bermanfaat bagi penderita diabetes dan obesitas. Selain itu, beras tersebut mengandung γ-oryzanol, yang dapat menurunkan kolesterol dan tekanan darah, serta pati resisten yang meningkatkan kesehatan usus.
Indroyono juga menegaskan pentingnya memadukan peningkatan produksi beras dengan peningkatan nilai gizi untuk mencapai kedaulatan pangan yang sehat. Ia berharap Indonesia dapat berkontribusi lebih signifikan dalam ketahanan pangan global, mengingat kualitas gizi menjadi fokus utama.
KBRI Washington berkomitmen untuk memperkuat diplomasi di bidang pendidikan dan teknologi, serta menjembatani penelitian inovatif dengan kolaborasi komunitas Indonesia di luar negeri, demi ketahanan pangan yang berkelanjutan.